Jakarta - publiklampung.com -- Nilai tukar rupiah berada di level Rp14 ribu per dolar AS pada Selasa (9/2) pagi. Posisi tersebut menguat 0,02 persen dibandingkan perdagangan Senin (8/2) sore di level Rp14.002 per dolar AS.
Pagi ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang naik 0,09 persen, dolar Singapura bertambah 0,07 persen, won Korea Selatan menguat 0,29 persen, ringgit Malaysia naik 0,15 persen, dan bath Thailand bertambah 0,04 persen.
Sementara itu, rupee India turun 0,05 persen, yuan China melemah 0,05 persen, dan dolar Taiwan turun 0,04 persen.
Sedangkan, mata uang di negara maju kompak perkasa di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris naik 0,09 persen, dolar Australia menguat 0,19 persen, dolar Kanada bertambah 0,06 persen, dan franc Swiss naik 0,10 persen
Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan investor mulai kembali memburu aset berisiko, termasuk mata uang di negara berkembang salah satunya rupiah, sehingga mendorong penguatannya. Pasalnya, pelaku pasar menilai perkembangan positif pandemi covid-19 yang sudah mulai mereda.
"Hal ini, tentunya para investor kembali memburu aset berisiko di negara berkembang seperti rupiah," ujarnya yang dilansir dari CNNIndonesia.com.
Dari dalam negeri, pasar menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 lalu mulai menunjukkan tanda pemulihan. Meskipun, masih mengalami kontraksi minus 2,07 persen. Bank Indonesia (BI) juga melaporkan cadangan devisa mencatat rekor tertinggi sepanjang masa senilai US$138 miliar pada Januari 2021.
"Hari ini rupiah diprediksi masih menguat di zona hijau Rp13.950-Rp14.120 per dolar AS," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar