Bandarlampung - publiklampung.com -- Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Lampung menggelar kegiatan webinar dalam rangkaian peringatan HUT IWAPI ke 46 Tahun 2021 pada Rabu (10/2/2021). Webinar yang diselenggarakan oleh IWAPI Provinsi Lampung, Sabtu (6/2/2021), mengangkat tema “Peluang Mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Peralatan (Non Tunai) yang Mendukung Pelaku Usaha Perempuan Masa Pandemi Covid-19”.
Dalam webinar ini IWAPI Provinsi Lampung menghadirkan beberapa narasumber yakni, Ketua DPD IWAPI Provinsi Lampung, Dr. Ir. Hj. Armalia Reny WA., M.M, Ketua KADIN Provinsi Lampung, Dr. H. Muhammad Kadafi, S.H., M.H, Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, Gunawan, S.E, Kabag Bisnis Mikro BRI Kanwil Bandarlampung, Novan Erianto. Kegiatan webinar ini di moderatori oleh Wakil Ketua Umum (WKU) I DPD IWAPI Provinsi Lampung, Dr. Hj. Yusnani HZ Maramis, S.H., M.Hum.
Ratusan peserta yang diantaranya merupakan pelaku UMKM kecil menengah, maupun besar serta para milenial di Provinsi Lampung turut hadir dalam webinar ini.
Webinar dibuka dengan diawali oleh sambutan Ketua DPD IWAPI Provinsi Lampung, Dr. Ir. Hj. Armalia Reny WA., M.M, sekaligus menyampaikan materi webinar, dimana Ketua DPD IWAPI Provinsi Lampung mengatakan bahwa, Ia bangga dengan para WKU dan jajaran DPD IWAPI Provinsi Lampung yang bahu membahu sehingga dapat terselenggaranya webinar ini.
“Hari ini saya sangat bangga dengan para WKU dan jajaran DPD IWAPI Provinsi Lampung karena dapat bahu membahu sehingga dapat terselenggaranya webinar ini, webinar ini pula dilaksanakan dalam rangka HUT IWAPI ke 46 yang akan jatuh pada 10 Februari nanti, selain kegiatan webinar ini, DPD IWAPI Provinsi Lampung juga akan melaksanakan pelatihan yang akan dilaksanakan bersama Tokopedia, bakti sosial, dan perlombaan antar DPC IWAPI se Provinsi Lampung,” ujar Bunda Reny.
Ketua DPD IWAPI Provinsi Lampung, Dr. Ir. Hj. Armalia Reny WA., M.M, menambahkan bahwa dengan adanya webinar ini, diharapakan bahwa pelaku UMKM dapat perhatian dan bantuan untuk meningkatkan produktivitasnya. Karena pelaku UMKM di Provinsi Lampung ini 85 persen merupakan UMKM kecil, 13 persen UMKM menengah, 2 persen UMKM Besar.
“Diharapkan dengan pelaksanaan webinar ini, para pelaku UMKM yang terimbas kondisi covid mendapat kesempatan bantuan baik tunai maupun peralatan yang dapat mendukung produktivitas pelaku UMKM. Karena menurut data di Provinsi Lampung, 85 persen merupakan UMKM kecil, 13 persen UMKM menengah, dan 2 persen UMKM besar, sehingga kita menyadari betul perlunya ada pendampingan maupun pelatihan untuk UMKM tersebut,” ungkapnya.
Dalam materi kedua yang disampaikan oleh Ketua KADIN Provinsi Lampung, Dr. H. Muhammad Kadafi, S.H., M.H, menyampaikan bahwa dalam banyak perubahan dari segi pola hidup, pola komunikasi, dan pola sosial akibat pandemi covid-19 ini. Kadafi mengungkapkan pula dalam setiap usaha yang akan dijalankan, perlu dilihat potensi sebagai pemandu keberhasilan usaha tersebut.
“Kita semua menyadari dampak dari pandemi covid-19 ini kita harus berubah pola hidup, pola komunikasi kita, pola sosial kita, dan bila kita berbicara tentang usaha, kita perlu tahu potensi dalam usaha yang akan kita bangun, agar apa yang kita usahakan menjadi berhasil,” ujar Kadafi yang juga Anggota Komisi X DPR RI.
Kadafi menambahkan, dalam program Komisi X DPR RI yang salah satunya meliputi bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, dimana program tersebut yakni program bantuan permodalan, pelatihan, dan sertifikasi untuk pelaku usaha.
“Kebetulan saya di Komisi X DPR RI yang menaungi juga bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, disana banyak sekali program bantuan untuk para pelaku usaha berupa permodalan, pelatihan, maupun sertifikasi, sehingga saya harap IWAPI Provinsi Lampung dapat memanfaatkan program sehingga dapat menambah jaringan untuk mempermudah mengembangkan usaha,” ujarnya.
Dalam paparan materi ketiga yang disampaikan oleh Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, Gunawan S.E menyampaikan bahwa saat ini para pelaku usaha dituntut dapat mengikuti era digitalisasi 4.0 dimana segala bentuk pemasaran dilaksanakan secara daring, memang diakui banyak permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha adalah ketersediaan modal, pengembangan bisnis, inovasi produk hingga distribusi produk.
“Untuk era sekarang ini, para pelaku usaha dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman dimana sekarang ini ada pada era 4.0 yang serba digital sehingga proses pemasaran produk dilakukan secara daring, meskipun kita ketahui masih banyak permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha yakni ketersediaan modal,kurangnya pengembangan bisnis, kurang berinovasi produk hingga distribusi produknya sendiri,” ungkapnya.
Gunawan menambahkan bahwa hingga Januari 2021 kemarin, pemerintah tengah melanjutkan program bansos yang disalurkan presiden untuk Provinsi Lampung sebanyak 315.888 UMKM dengan jumlah bantuan Rp 2,4 juta.
“Hingga akhir Januari 2021 kemarin, kita masih menyalurkan bansos dari presiden dimana untuk Provinsi Lampung sebanyak 315.888 UMKM dengan jumlah bantuan sebesar Rp 2,4 juta, yang kini kita semua masih menunggu program selanjutnya,” ujarnya.
Dalam paparan materi terakhir, Kabag Bisnis Mikro BRI Kanwil Bandarlampung, Novan Erianto menyampaikan bahwa untuk melakukan pinjaman dari lembaga keuangan untuk permodalan usaha, dengan syarat bahwa pinjaman yang diberikan dapat memberikan efek sinergi kepada usaha tersebut, dalam pinjaman tersebut, BRI memiliki beberapa program salah satunya KUR dengan bunga ringan yakni 6 persen pertahun dikarenakan untuk KUR ini mendapatkan subsidi dari pemerintah.
“Kita di BRI memiliki prinsip bahwa pelaku usaha yang melakukan pinjaman dari lembaga keuangan untuk modal usaha itu harus bisa sinergi usahanya sehingga usahanya bisa berputar bukan malah menjadi beban dalam usaha, di BRI juga kita punya beberapa program salah satunya KUR dengan Bunga yang sangat ringan yakni 6 persen pertahun dikarenakan ini merupakan subsidi dari pemerintah,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab kepada narasumber dan foto bersama peserta dan narasumber secara virtual melalui aplikasi zoom.