Halaman

Sabtu, 06 Juni 2020

Kata Lena, Masalah gizi yang Sering Ditemui pada Remaja


Masalah gizi pada remaja berpengaruh pada produktifitas, oleh karena itu penting sekali untuk kita menjaga asupan gizi setiap saat.  Gizi  merupakan salah satu indikator kesehatan dalam indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM). Dan menjadi tujuan sustainable development goals (SDGS) pada tujuan no 2 salah satu targetnya yaitu mengatasi kebutuhan nutrisi untuk para remaja putri, ibu hamil dan menyusui dan manula.

Pada usia remaja, masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan kebiasaan makan yang juga terkait erat dengan perubahan fisik dan kebutuhan energi remaja. Berikut beberapa masalah gizi yang sering ditemui pada remaja:

1.Kegemukan atau obesitas

 Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey tahun 2015, antara lain: tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Selain itu, remaja juga cenderung menerapkan pola sedentary life, sehingga kurang melakukan aktifitas fisik (42,5%). Hal-hal ini meningkatkan risiko seseorang menjadi gemuk, overweight, bahkan obesitas. Untuk mengatasi obesitas pada remaja dapat melakukan pencegahan dengan banyak melakukan aktivitas fisik dan makan sesuai kebutuhan atau mengatur pola porsi makan Perbanyak konsumsi sayur buah serta air putih. Pola makan dengan gizi yang seimbang harus dibarengi dengan olahraga secara teratur.

2. Kurang zat besi  atau anemia

Anemia biasanya paling sering ditemui pada remaja sebagian besar diakibatkan  kekurangan zat besi. Anemia  di kalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki. Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja, dan produktivitas. Selain itu, secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir premature, dan berat bayi lahir rendah (BBLR).Sehingga untuk mencegah atau mengatasi dengan konsumsi makanan tinggi zat besi Pada wanita usia subur, termasuk wanita hamil dan remaja putri, dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet tambah darah secara teratur.

3. Kurus atau kurang energi kronis (KEK)

Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena kurang asupan zat gizi kurang dari kebutuhan . KEK dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan sesuai kebutuhan karena setiap individu berbeda.

Nah kini sekarang semakin tahu pentingnya gizi bagi kesehatan. Ayo mulai dari sekarang kita terapkan  pedoman gizi seimbang yang memiliki 4 pilar yaitu konsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik serta mempertahankan dan memantau berat badan dalam batas normal.


Editor : Rudiyan
Copyright © Publik Lampung.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa perbedaan HKI dan Paten dalam Penemuan Bidang Teknologi

  Kita mungkin sudah tidak asing dan sering mendengar kata hak cipta dan hak paten. Meskipun sudah familiar dengan paten dan cipta, masih ba...